Selasa, 12 Juni 2012

Mahasiswa

Waktu gw masih TK, SD, SMP, SMA tingkatan yang kudu gw laluin sebelum nginjak bangku tanpa seragam dan tag ada kudu wajib pake sepatu bercat hitam polos tanpa line ataupun bayangan warna pelangi. Khayalan yang slalu terlintas di otak gw adalah nikmatnya pakai baju seada dan segayaa gw sebenarnya tanpa kudu masukkan baju kedalam rok, tanpa ribet lari ngejar tangan satpam sekolah yang otomatis nutup gerbang kalo denger bunyi “teng tong teng tong”, tanpa berdiri depan kelas kalo kagaa ngerjakan PR atau tanpa berdiri de bawah tiang bendera sambil hormat pramukaa.
Yuph itu pemikiran gw “DULU” dulu banget dan sangat amat terlalu dan begitu DULU sebelum gw berada dan terduduk tanpa melakukan apa pun di depan meja dosen yang entah sedang berbicaraa tentang rumus apa ann dari sebuah perhitungan struktur bangunan.
Ternyataa memang benar kata kata para pembuat pribahasa dan kata kata pujangga dari zaman ke zaman .. kenyataan itu sangat sulit di terima dan selalu tersandung pada khayalan kitaa yang dengan harus terpaksa dan merelakan itu dunia di nikmati bagaimana pun keadaannya.
Kembali pada rumus awal penjabaran tulisan dan cerita gw yang sebenarnya pokok dan intinya itu membahas tentang “Mahasiswa”.  Pada kenyataannya keindahan yang gw bayangkan lebih buruk dari yang tergeletak di depan mata kejadian sebenarnya. Yang harus kita jalani ternyata rada berantakan dan bahkan karna dari mahasiswa itu sendiri gw kenal sebuah kalimat lucu yang bernama “Gila tingkat Dewa”.
Artian dari kalimat itu sebenarnya bukan nama sebenarnya dan bukan arti sesungguhnya. Cuman kalimat simple yang menjelaskan kebodohan, kestressan, dan kegilaan dari perjalanan kami para Mahasiswa sii Dewa dari para Siswa yang menjalani sgalaa ploncoan halus dari para Dosen. Hahahahhahahaa (--“)